Cari Blog Ini

Sabtu, 11 November 2017

Taman Rusa UNDIP, Hayy bin Yaqdzon, dan Filsafat Illuminasonis

Di Universitas Diponegoro tempat saya berkuliah, ada sebuah tempat bernama Taman Rusa. Taman Rusa didirikan untuk sarana penelitian bagi sivitas akademisi dan sebagai salah satu upaya melindungi populasi rusa. Sesuai namanya, di tempat tersebut hidup beberapa rusa, rusa yang dipelihara adalah rusa Timor (Cervus Timorensis).
Beberapa foto Taman Rusa
   
     Dulu saat pertama kali saya mengetahui kabar tentang Taman Rusa, yang pertama terlintas di pikiran saya adalah “Hayy bin Yaqdzon: Manusia dalam Asuhan Rusa”. Mungkin anda yang baru pertama kali mendengarnya, sudah menebak itu merupakan sebuah judul buku. Bercerita tentang apakah buku tersebut?

Hayy bin Yaqdzon: Manusia dalam Asuhan Rusa

Judul                    : Hayy bin Yaqdzon: Manusia dalam Asuhan Rusa
Penulis                 : Ibn Tufail
Penerjemah         : Nurhidayah
Penerbit               : Navila
ISBN13                : 979-979-3065-54-0
Paperback, 280 halaman + xi

     Hayy bin Yaqdzon: Manusia dalam Asuhan Rusa, adalah terjemahan karya sastra karangan IbnTufail Ḥayy ibn Yaqẓān(Hidup, anak kesadaran) atau dikenal di Eropa sebagai PhilosophusAutodidactus. Beliau, yang bernama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Tufail, adalah seorang filsuf, dokter, dan pejabat pengadilan Al-Andalus. Beliau lahir di Guadiz, dekat Granada pada tahun 1105 dan wafat di Maroko pada tahun 1185.


    Hayy bin Yaqdzon bercerita tentang jalan yang dilalui seorang bernama Hayy dalam menggapai teosofi illuminasionis (isyraqiyah). Dalam buku tersebut ditulis, menurut Ibnu Sina, teosofi Illuminasionis adalah jalan mempersepsikan hakekat alam dengan melalui perantaraan irodah(keinginan) dan akal pikiran.


      Dikisahkan, Hayy adalah seorang anak yang hidup di sebuah pulau bernama Wak-wak, manusia satu-satunya di pulau tersebut dan diasuh oleh seekor rusa. Ada dua pendapat tentang bagimana Hayy bisa hidup sendiri di pulau tersebut:
v  Pendapat pertama, mengatakan Hayy terlahir seperti manusia pada umumnya. Ayahnya bernama Yaqdzon menikahi ibunya –adik kandung perempuan seorang Raja di pulau kerajaan Hindia yang dilintasi garis khatulistiwa– secara sembunyi-sembunyi karena tidak mendapat restu dari Raja. Setelah ibu Hayy melahirkan, karena khawatir akan mendapat aniaya dan tekanan dari Raja, ia menghanyutkan Hayy dalam sebuah peti ke lautan. Sampai akhirnya peti tersebut terdampar di pulau Wak-wak.
v  Pendapat kedua, mengatakan Hayy terlahir secara dzati atau secara alami. Ia tercipta secara tiba-tiba langsung dari segumpal tanah liat yang telah lama mengendap di pulau Wak-wak. Gumpalan tersebut dibagi menjadi dua, dan keduanya dibatasi selaput tipis yang sangat lembut dan berbentuk udara yang berhubungan dengan ruh –ruh yang merupakan urusan Allah.

      Hanya riwayat penciptaan Hayy yang berbeda, selanjutnya fase-fase kehidupan Hayy sama. Hayy, karena lapar dan dahaga menangis dan meraung-raung. Seekor rusa betina yang tengah kehilangan anak melintas dan menemukan Hayy. Rusa tersebut segera menyusui Hayy, dan mengasuhnya hingga Hayy dewasa.

   Kemudian diceritakan kisah Hayy yang terbagi menjadi tujuh fase, yang setiap fase menceritakan kurang-lebih tujuh tahun masa hidup Hayy. Fase-fase tersebut adalah:

vFase pertama, saat Hayy berusia 0 hingga 7 tahun. Ia masih berada dalam pengasuhan rusa. Ia mampu membedakan suara binatang, menghitung jumlah binatang, mulai mengenal penutup tubuh, dan mencari tongkat sebgai ganti senjata alami yang tak ia miliki sebgaimana hewan lain.
vFase kedua, Sang rusa pengauh Hayy meninggal. Hayy mencari penyebab kematian “orangtuanya”, membedah tubuh rusa tersebut. Ia menyimpulkan ada sesuatu yang bersemayam di jantung, dan jika sesuatu tersebut keluar, maka tubuh induknya tidak dapt bergerak kembali. Hayy mengerti bahwa sumber pengetahuan ada dua: (1)panca indera dan (2)percobaan.
vFase ketiga, Hayy menemukan api. Ia mengetahui ruh hayawani yang bersemayam di dalam tubuh.
vFase keempat, Hayy mulai meneliti benda-benda yang ada di alam kaun(penciptaan) dan alam jasad(benda).
vFase kelima, Hayy mengamati planet-planet dan bintang-bintang. Menurutnya, planet dan bintang adalah benda yang mutanahin(terhingga). Di fase ini, Hayy berpendapat Ruh berbeda dengan jasad, tidak ada kaitan antara Ruh dengan benda yang menjadi tempatnya bersemayam. Hayy berfikir tentang Al-Wajibul Wujud(Yang Harus Ada). Di fase ini Hayy bertanya: apakah alam ini qodim(lama) atau hadis(baru)?
vFase keenam, Hayy berpikir tentang kebahagiaan jiwa yang abadi dan kekal.
vFase ketujuh, Hayy berpendapat bahwa ia akan memperoleh kebahagiaan jiwa dan keselamatan apabila dapat ber-musyahadah(menyaksikan) Al-Wajibul Wujud.

Pada usia limapuluh tahun, Hayy bertemu dengan seorang bernama Isal, yang datang dari seberang untuk ber-uzlah (mengasingkan diri). Isal meninggalkan sahabatnya, seorang Raja bernama Salaman, karena berbeda pendapat tentang agama. Salaman cenderung menggunakan dhohir(yang tersurat) dari ayat-ayat agama dan menolak ta’wil(memindahkan arti teks dari satu arti ke arti lain). Sementara Isal lebih cenderung menganut ajaran tasawuf dan menggunakan pikirannya.

Isal kemudian mengajari Hayy bahasa manusia. Setelahnya, Hayy menceritakan kisah hidupnya. Hayy dan Isal pada dasarnya berpendapat sama, yang membedakan adalah cara mereka mendapat ilmu saja.

8 komentar: